Pernah dengar nama pantai
ini?. Aku yakin masih banyak yang terasa asing di telinga. Pantai Kolbano
merupakan sebuah objek wisata pantai yang terletak di Desa Kolbano,
Kabupaten SOE, Nusa Tenggara Timur. Sekitar 180 kilometer dari Kupang dan
biasanya ditempuh selama 4-5 jam perjalanan.
Pantai
Kerikil
|
Pantai Kolbano memiliki
keunikan tersendiri yang lain daripada yang lain. Biasanya sebuah pantai
memiliki pasir putih atau warna lain di tepiannya, tidak begitu dengan Pantai
Kolbano ini. Di tepi pantai ini dihiasi kerikil-kerikil warna-warni yang
lembut dengan ukuran sebesar jari kelingking hingga kepalan tangan.
·
Kerikil
Warna-Warni
|
Selain dihiasi batu kerikil
cantik, di bagian pantai yang biasa disebut fatu un ini terdapat
sebuah batu raksasa yang berdiri dengan megahnya. Perpaduan antara kemegahan
batu raksasa tersebut dengan kerikil halus berwarna-warni inilah yang menjadi
daya tarik utama pantai Kolbano untuk menarik wisatawan.
·
Batu
Raksasa
|
Sejauh mata memandang,
terlihat hamparan kerikil warna-warni dan pasir putih yang sangat indah, belum
lagi air lautnya yang begitu jernih dan bersih. Pengunjung bisa menikmati
pantai ini dengan bermain kerikil ataupun berenang di tepi pantai, namun tidak
disarankan sampai ke tengah karena kadangkala ombaknya besar.
Tidak jauh dari lokasi
pantai, di Desa Kolbano terdapat sebuah tugu bersejarah yang dibangun
untuk memperingati peristiwa Perang Kolbano antara masyarakat setempat
melawan penjajah Belanda yang terjadi pada tahun 1907. Namun kondisinya
terlihat apa adanya, tidak ada upaya pemerintah untuk mempercantik tugu
bersejarah ini.
Lokasi Pantai Kolbano yang
tersembunyi dan dikelilingi perbukitan hijau ini yang membuat perjalanan menuju
ke pantai ini cukup melelahkan. Butuh waktu 4-5 jam untuk sampai di lokasi
pantai ini bila berangkat dari Kota Kupang.
·
Warga
Mencari Kerikil
|
Namun
sangat disayangkan, Pantai Kolbano sekarang terancam
keindahannya. Kekayaan alam berupa kerikil warna-warni dan pasir pantai
di-komoditas-kan oleh warga dan pihak tertentu dengan menambangnya. Pemerintah
setempat juga mengijinkan hal itu berlangsung. Hanya tersisa pantai sepanjang
100 meter yang termasuk daerah terlarang untuk ditambang.
Bila ini dibiarkan, bukan
tidak mungkin keunikan Pantai Kolbano
ini hanya tinggal kenangan. Pemerintah harusnya lebih peduli akan kelestarian
pantai ini, bukan semata-mata ingin "mengeruk" uang dengan cara yang
sangat memprihatinkan tersebut. Bayangkan saja untuk 1 karung batu kerikil
cantik ini hanya dihargai Rp 4 ribu saja, harga yang tidak sepadan dengan
keindahan pantainya. Sungguh sangat ironi !.