Jumat 11 juli 2014
Wisata Alam – Cagar Alam Gunung Mutis – Nusa Tenggara Timur
Cagar Alam Gunung Mutis ini terkenal dengan gunung-gunung batu marmernya yang
oleh masyarakat setempat disebut Faut Kanaf atau batu nama. Kawasan wisata ini
berjarak sekitar 140 km dari timur laut dari Kota Kupang dan memiliki luas
sekitar 12.000 hektar. Kawasan cagar alam ini dihuni oleh salah satu suku
tertua di NTT yaitu Suku Dawan. Kawasan Wisata
Gunung Mutis memiliki tipe vegetasi yang merupakan perwakilan hutan homogen
dataran tinggi. Kawasan ini juga didominasi
berbagai jenis ampupu (Eucalyptus urophylla) dan
cendana (Santalum album). Selain kedua jenis tumbuhan itu, masih ada beragam
jenis lain seperti paku-pakuan, rumput-rumputan, dll.
Fauna
kawasan ini juga sama kayanya. Di kawasan ini pengunjung bisa menjumpai rusa
Timor (Cervus timorensis), kuskus, biawak timor (Varanus timorensis), ular sanca Timor (Phyton timorensis), punai Timor (Treon
psittacea), betet Timor (Apromictus jonguilaceus), pergam Timor (Ducula
cineracea), dll. Hal lain yang menarik untuk disaksikan adalah bagaimana
suku-suku asli kawasan ini memanfaatkan dahan dan ranting pohon-pohon besar
untuk membuatkan rumah bagi lebah hutan penghasil madu. Bagi masyarakat
setempat, lebah hutan membantu mereka menopang kehidupan ekonomi
dari hasil ternak dan pertanian.
Kawasan
Wisata Cagar Alam Gunung Mutis terletak di wilayah Kecamatan Mollo Utara,
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Untuk mencapai kawasan Cagar Alam Gunung Mutis
dapat ditempuh melalui tiga jalur yakni dari arah selatan, timur dan utara.
Dari arah selatan dan timur melewati Kabupaten Timor Tengah Selatan, dimana
setelah tiba di Kapan (Kota Kecamatan Molo Utara) jalur menuju lokasi Cagar
Alam Gunung Mutis terbagi atas dua arah yaitu, arah selatan menuju Desa
Fatumnasi (49 Km dari Soe, Kota Kabupaten TTS), dan arah timur melalui Desa
Bonleu (30 Km dari SoE, Kota Kabupaten TTS). Sedangkan dari utara melalui
Kabupaten Timor Tengah Utara.
[Reverensi :kidnesiac.om]
[Reverensi :kidnesiac.om]
Kawasan
Cagar Alam Gunung Mutis terletak di bagian barat laut Pulau Timor, Secara
administrasi Cagar Alam Gunung Mutis berada dalam dua wilayah kabupaten yaitu
Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara.
Secara keseluruhan keadaan topografi Kelompok Hutan Mutis adalah berat dengan relief berbukit sampai bergunung dan keadaan lereng miring sampai curam. Sedangkan keadaan lapangan kawasan Cagar Alam Gunung Mutis dan sekitarnya bergelombang sampai bergunung, sebagian besar wilayahnya mempunyai kemiringan 60% ke atas . Puncak tertinggi adalah Gunung Mutis dengan ketinggian 2.427 meter dpl. Formasi geologi di Kelompok Hutan Mutis – Timau (Pulau Timor) sebagian tersusun dari Deret Sonebait dan sebagian kecil dari Deret Kekneno. Sekis Hablur, Batuan Basah Menengah, Batuan Basah, Batuan Endapan Meogen dan Paleogen.
Secara keseluruhan keadaan topografi Kelompok Hutan Mutis adalah berat dengan relief berbukit sampai bergunung dan keadaan lereng miring sampai curam. Sedangkan keadaan lapangan kawasan Cagar Alam Gunung Mutis dan sekitarnya bergelombang sampai bergunung, sebagian besar wilayahnya mempunyai kemiringan 60% ke atas . Puncak tertinggi adalah Gunung Mutis dengan ketinggian 2.427 meter dpl. Formasi geologi di Kelompok Hutan Mutis – Timau (Pulau Timor) sebagian tersusun dari Deret Sonebait dan sebagian kecil dari Deret Kekneno. Sekis Hablur, Batuan Basah Menengah, Batuan Basah, Batuan Endapan Meogen dan Paleogen.
Jenis
tanah yang terdapat di wilayah Mutis Timau terdiri atas tanah-tanah kompleks
dengan bentuk pegunungan kompleks dan jenis tanah mediterium dengan bentuk
pegunungan lipatan. Gunung Mutis dan sekitarnya merupakan daerah terbasah di
Pulau Timor, hujan turun hampir setiap bulan dengan frekuensi hujan tertinggi
terjadi pada bulan November sampai Juli ,Suhu berkisar antara
14’C – 29’C, dan pada kondisi ektrim dapat turun hingga 9’C . Angin kencang
berkecepatan tinggi terjadi pada bulan November sampai Maret.
Keadaan hujan yang turun hampir setiap bulan sepanjang tahun, memungkinkan kawasan Cagar Alam Gunung Mutis ini menjadi sumber air utama bagi tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) besar di Pulau Timor yaitu Noelmina dan Noel Benain di bagian selatan dan Noel Fail di bagian utara. Drainase aliran sungainya berpola dendritis (Noel Mina dan Noel Benain) sebagai akibat kompleksitas permukaan di bagian selatan dan pola pararel (Noel Fail) akibat kelerengan yang relatif seragam di bagian utara.
Keadaan hujan yang turun hampir setiap bulan sepanjang tahun, memungkinkan kawasan Cagar Alam Gunung Mutis ini menjadi sumber air utama bagi tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) besar di Pulau Timor yaitu Noelmina dan Noel Benain di bagian selatan dan Noel Fail di bagian utara. Drainase aliran sungainya berpola dendritis (Noel Mina dan Noel Benain) sebagai akibat kompleksitas permukaan di bagian selatan dan pola pararel (Noel Fail) akibat kelerengan yang relatif seragam di bagian utara.
Ada
enam desa yang berbatasan langsung dengan Cagar Alam Gunung Mutis yaitu Desa
Tutem, Bonleu, Nenas, Nuapin, Nunbena dan Fatumnasi.
Kawasan Cagar Alam
Gunung Mutis dan sekitarnya termasuk tipe hutan hujan yang relatif homogen dan
di dominasi oleh jenis ampupu (Eucalyptus Urophylla). Jenis lain yang
menonjol setelah ampupu adalah podocarpus sp, casuarinas
junghuniana Mig dan Celtis Wightii Planch yang membentuk
tajuk lapis kedua di bawah tajuk ampupu.
Secara
vertikal kawasan hutan Cagar Alam Gunung Mutis
dapat terlihat tersusun atas tiga lapis tajuk pohon. Lapisan paling atas
setinggi 35 – 45 meter, lapisan kedua antara 15 – 25 meter dan lapisan ketiga
berupa perdu atas pohon kecil dengan ketinggian 2 – 5 meter. Masing-masing
lapisan di dominasi oleh jenis tertentu, lapisan paling atas umumnya pohon
ampupu (Eucalyptus
Urophylla), lapisan kedua oleh pohon Tune (Podocarpus sp)
dan Celtis
Wiqhtii Planch, sedang lapis ketiga adalah Belta
jenis Natwon
(Daphiniphyllum Glancescens BI) yang tersebar merata di
bagian bawah.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa hutan lokasi pengamatan relatif homogen dan tumbuh
secara alami. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah jenis pohon yang tercatat
dalam petak contoh seluas 1 Ha. Selain dari jumlah jenis yang sangat sedikit,
tegakannya juga didominasi oleh satu jenis pohon. Dari sample plot tercatat 15
jenis pohon, dengan jenis dominan Eucalyptus urophylla yang mempunyai nilai
penting Meskipun hutan ini homogen, tidak seperti layaknya hutan hujan tropika,
kerapatan pohonnya realtif sedang. Keterbatasan jumlah jenis dilokasi
pengamatan, selain disebabkan luas sample plot yang relatif kecil diduga juga
disebabkan keadaan lingkungan yang agak ekstrim. Keadaan lingkungan ini
membatasi jumlah jenis yang mampu beradaptasi dengan daerah setempat. Keadaan lingkungan
yang diduga sebagai pembatas adalah kondisi topografi permukaan, tekanan angin,
suhu, keadaan cuaca, zonasi kegiatan ternak, penebangan dan praktek pertanian
yang berpindah-pindah. Tidak berbeda dengan keadaan pohon, belta dilokasi juga
sedikit jumlah jenisnya dan didominasi oleh satu jenis tertentu. Dari sample
plot belta ukuran 10m x 10m tercatat hanya ada 9 jenis. Jenis yang paling
dominan adalah Daphniphyllum Glaucescens. Pohon ampupu mempunyai perakaran yang
dangkal meskipun tumbuhan ini dapat mencapai diameter
batang lebih dari 2 meter dan tinggi 45 meter, akibatnya pohon mudah tumbang
bila tertiup angin kencang. Pada bagian bawah tegakan pohon ampupu agak terbuka
dan banyak ditumbuhi jenis rumput. Didalam kawasan Cagar Alam Gunung Mutis
terlihat padang rumput yang tidak ditumbuhi oleh
pohon bahkan perdu datau herba lain. Padang rumput tersebut merupakan padang
penggembalaan terutama ternak penduduk disekitar kawasan
[sumber : infonusra.org]
[sumber : infonusra.org]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar